Nisan
Bukan nisan itu sedih sungguh
Jua bukan gunduk tanah merah
Takut batin rontok
Kala bayangnya hadir
Bukan kehilangan benar yang menyayat hati
Tapi hati menangis ketika
Suatu pagi tak kulihat dia menengadah do'a
Datang saja kematian...datang saja
Tapi bawa juga pergi jejaknya
Aku lebih tak perduli pada hilang
Asal raib juga seluruh kenang
Kabar Izrail
Malam-malam begini sepi pula
Tak ada juga desir angin
Anjing yang biasa melolong siapa yang bunuh?
Kulihat di meja pisau masih tergeletak
Mengkilat terbias cahaya lampu
Tentu asik memutus nadi dengan itu
Hey..ada yang menghampiri pintu rumah
Lihat!
Dia tersenyum...dan mengucap salam
Dalam terkesima
Lantas kudengar hembusan nafas terakhir
Jika bukan...
Jika bukan kenang yang lekat
Lantas apa artinya kehilangan?
Terngiang titah keberanian
Sedang yang ada kini hanya gambar dan sedikit cerita
Alif, ba, ta, kau mengeja
Alfa, beta, lidahku kau latih
Tahukah apa yang paling kurindu?
Ketika di pantai kau ajari aku lari
Menghadang gelombang
Dan pada karang yang kokoh
Kita niscaya belajar
Tapi haruskah sampai kini?
Sedang pada bayang aku tak mau takluk
Sore yang tak luput
Sore pada hari yang meranggas
Setelah maut yang datang bergegas
Kami berbaris mengucap selamat kembali
Setelah bermalam-malam kami lelah
melihatmu menanti....
Tenang, kami tak larut dalam duka
Kami yang masih disini
Ingin lebih darimu
Bukankah begitu kau peringatkan kami dahulu?
Tanah begitu bersahabat
Tersenyum dan merangkulmu
Bahagiakah engkau kelak?